Kamis, 07 Mei 2015

Penyuluahan Kini dan Nanti



Penyuluhan pada dasarnya adalah pendidikan dimana target/sasarannya  yaitu  para  petani/peternak  harus  mengalami  perubahan  perilaku,  dari  mulai  aspek  yang  bersifat  kognitif,  afektif  dan  akhirnya  psikomotorik.  Tentang  hal  ini,  diakui  bahwa, penyuluhan  sebagai  proses  perubahan  perilaku  melalui  pendidikan  akan  memakan  waktu  lebih  lama,  tetapi  perubahan  perilaku  yang  terjadi  akan  berlangsung  lebih  kekal. Sebaliknya, meskipun perubahan perilaku melalui pemaksaan dapat lebih cepat  dan  mudah  dilakukan,  tetapi  perubahan  perilaku  tersebut  akan  segera  hilang, manakala  faktor  pemaksanya  sudah  dihentikan.  Oleh  karena  itu  penyuluhan merupakan  investasi untuk  masa depan. Hasil dari penyuluhan tidak dapat diketahui dalam waktu yang singkat terlebih lagi jika tujuan utama sua tu program penyuluhan adalah  terjadinya  adopsi  suatu  iknovasi  yang  ditawarkan  atau  terja dinya  perubahan perilaku sasaran, tentu akan membutuhkan waktu yang relatif lama
Penyuluhan pertanian sangatlah diperlukan dalam pembangunan pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani sehingga dengan penyuluhan, masalah yang dihadapi oleh petani dan upaya pemecahannya dapat diselesaikan. Penyuluhan akan menjadi faktor pelancar dalam upaya pembangunan pertanian, pengalaman di Indonesia menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan menjadi sangat mutlak sebagai pemicu sekaligus pemacu atau yang lebih sering dikatakan ujung tombak pembangunan pertanian (Mardikanto, 1993). Dalam upaya pembangunan, penyuluhan berperan merubah pola perilaku manusia, bagaimana perilaku manusia dapat berubah dan diubah sehingga mau meninggalkan kebiasaan lama dan menggantinya dengan perilaku baru yang berakibat pada kualitas orang yang bersangkutan menjadi lebih baik daripada sebelumnya (Slamet, 2000)
Kegiatan  penyuluhan  dalam  pembangunan  pertanian  berperan  sebagai jembatan  yang  menghubungkan  antara  praktek  yang  dijalankan  oleh  petani dengan  pengetahuan  dan  teknologi  petani  yang  selalu  berkembang  menjadi kebutuhan  para  petani  tersebut  (Kartasapoetra,1994).  Agar  petani  dapat melakukan  praktek-praktek  yang  mendukung  usaha  tani  maka  petani membutuhkan informasi inovasi dibidang pertanian. Informasi tersebut dapat diperoleh  petani antara  lain dari  PPL  (Penyuluh  Pertanian  Lapang)  melalui penyelenggaraan kegiatan penyuluhan pertanian
Indonesia merupakan Negara agraris yang sebagian besar masyarakatnya bekerja pada sektor pertanian. Kenyataan menunjukkan bahwa, pelaku utama pembangunan pertanian di Indonesia adalah petani-petani (pekebun, peternak, nelayan) kecil yang tergolong pengusaha lemah yang tidak saja lemah permodalan atau asset yang dimilikinya tetapi juga lemah darri segi pendidikan, keterampilan, teknologi yang digunakan, dan sering juga lemah dalam semangatnya untuk maju (Hadisapoetro, 1970 dalam Mardikanto, 2009).
 Peningkatan taraf hidup masyarakat menjadi hal yang penting dan harus dilakukan.  Berbagai  bentuk  program  telah  diterapkan  untuk membantu petani agar mampu memiliki posisi tawar yang lebih tinggi dalam perekonomian  di  Indonesia. Namun hasilnya petani  Indonesia  masih  berpendapatan  rendah,  masih  tergantung  terhadap berbagai  bantuan,  dan  masih  selalu  berfikir  belum  mampu  bergerak  sendiri dalam melaksanakan usaha taninya.  Begitu pula  dengan program – program penyuluhan pertanian  yang selama ini sudah berjalan, belum mampu secara  optimal  membantu  petani  dalam  meningkatkan  taraf  hidupnya, serta  belum  mampu mendorong petani untuk menemukan pemecahan masalahnya sendiri  dalam melaksanakan usaha taninya.
Untuk mewujudkan peran penyuluhan dalam pembangunan maka diperlukan keterlibatan seluruh stakeholders pembangunan, terutama aparata pemerintah selaku pengambil keputusan, pakar, peneliti, pelaku bisnis, LSM, tokoh masyarakat dan stakeholders lainnya. Diharapkan dengan keterlibatan seluruh elemen pembangunan ini akan meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga akan melahirkan kesejahteraan.

Landasan Penyuluhan





Penyuluhan pada dasarnya adalah pendidikan dimana target/sasarannya  yaitu  para  petani/peternak  harus  mengalami  perubahan  perilaku,  dari  mulai  aspek  yang  bersifat  kognitif,  afektif  dan  akhirnya  psikomotorik.  Tentang  hal  ini,  diakui  bahwa, penyuluhan  sebagai  proses  perubahan  perilaku  melalui  pendidikan  akan  memakan  waktu  lebih  lama,  tetapi  perubahan  perilaku  yang  terjadi  akan  berlangsung  lebih  kekal. Sebaliknya, meskipun perubahan perilaku melalui pemaksaan dapat lebih cepat  dan  mudah  dilakukan,  tetapi  perubahan  perilaku  tersebut  akan  segera  hilang, manakala  faktor  pemaksanya  sudah  dihentikan.  Oleh  karena  itu  penyuluhan merupakan  investasi untuk  masa depan. Hasil dari penyuluhan tidak dapat diketahui dalam waktu yang singkat terlebih lagi jika tujuan utama sua tu program penyuluhan adalah  terjadinya  adopsi  suatu  iknovasi  yang  ditawarkan  atau  terja dinya  perubahan perilaku sasaran, tentu akan membutuhkan waktu yang relatif lama
Penyuluhan pertanian sangatlah diperlukan dalam pembangunan pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani sehingga dengan penyuluhan, masalah yang dihadapi oleh petani dan upaya pemecahannya dapat diselesaikan. Penyuluhan akan menjadi faktor pelancar dalam upaya pembangunan pertanian, pengalaman di Indonesia menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan menjadi sangat mutlak sebagai pemicu sekaligus pemacu atau yang lebih sering dikatakan ujung tombak pembangunan pertanian (Mardikanto, 1993). Dalam upaya pembangunan, penyuluhan berperan merubah pola perilaku manusia, bagaimana perilaku manusia dapat berubah dan diubah sehingga mau meninggalkan kebiasaan lama dan menggantinya dengan perilaku baru yang berakibat pada kualitas orang yang bersangkutan menjadi lebih baik daripada sebelumnya (Slamet, 2000)
Kegiatan  penyuluhan  dalam  pembangunan  pertanian  berperan  sebagai jembatan  yang  menghubungkan  antara  praktek  yang  dijalankan  oleh  petani dengan  pengetahuan  dan  teknologi  petani  yang  selalu  berkembang  menjadi kebutuhan  para  petani  tersebut  (Kartasapoetra,1994).  Agar  petani  dapat melakukan  praktek-praktek  yang  mendukung  usaha  tani  maka  petani membutuhkan informasi inovasi dibidang pertanian. Informasi tersebut dapat diperoleh  petani antara  lain dari  PPL  (Penyuluh  Pertanian  Lapang)  melalui penyelenggaraan kegiatan penyuluhan pertanian
Indonesia merupakan Negara agraris yang sebagian besar masyarakatnya bekerja pada sektor pertanian. Kenyataan menunjukkan bahwa, pelaku utama pembangunan pertanian di Indonesia adalah petani-petani (pekebun, peternak, nelayan) kecil yang tergolong pengusaha lemah yang tidak saja lemah permodalan atau asset yang dimilikinya tetapi juga lemah darri segi pendidikan, keterampilan, teknologi yang digunakan, dan sering juga lemah dalam semangatnya untuk maju (Hadisapoetro, 1970 dalam Mardikanto, 2009).
 Peningkatan taraf hidup masyarakat menjadi hal yang penting dan harus dilakukan.  Berbagai  bentuk  program  telah  diterapkan  untuk membantu petani agar mampu memiliki posisi tawar yang lebih tinggi dalam perekonomian  di  Indonesia. Namun hasilnya petani  Indonesia  masih  berpendapatan  rendah,  masih  tergantung  terhadap berbagai  bantuan,  dan  masih  selalu  berfikir  belum  mampu  bergerak  sendiri dalam melaksanakan usaha taninya.  Begitu pula  dengan program – program penyuluhan pertanian  yang selama ini sudah berjalan, belum mampu secara  optimal  membantu  petani  dalam  meningkatkan  taraf  hidupnya, serta  belum  mampu mendorong petani untuk menemukan pemecahan masalahnya sendiri  dalam melaksanakan usaha taninya.
Untuk mewujudkan peran penyuluhan dalam pembangunan maka diperlukan keterlibatan seluruh stakeholders pembangunan, terutama aparata pemerintah selaku pengambil keputusan, pakar, peneliti, pelaku bisnis, LSM, tokoh masyarakat dan stakeholders lainnya. Diharapkan dengan keterlibatan seluruh elemen pembangunan ini akan meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga akan melahirkan kesejahteraan.

Kamis, 28 Agustus 2014

tak selamanya apa yg kita rencanakan itu baik bagi diri kita dan oranglain